Sabtu, 26 Januari 2013

Shalat Malam


Oleh: Makmun Nawawi
Sulaiman bin Mansur bin Ammar berkata, "Ketika aku berada di majelis Abu Manshur, terjatuhlah secarik kertas di majelis itu yang bertuliskan: 'Bismillahirrahmanirrahim."
Lalu aku berkata padanya. "Wahai Abus Sura, aku adalah salah seorang dari saudara engkau. Aku bertobat di hadapanmu, aku ingin membeli bidadari dari Allah dengan mas kawin 30 kali khatam Alquran."
"Maka aku pun berhasil mengkhatamkan 29 kali, dan begitu hendak masuk ke-30, aku benar-benar tak kuasa menahan kantuk."
"Maka seketika itu juga aku bermimpi melihat bidadari keluar dari mihrabnya, menemui aku. Ketika dia melihat aku, dan aku melihat dia, maka bidadari itu bersenandung dengan suaranya yang merdu."

"Apakah engkau hendak meminang (bidadari) sepertiku, dan engkau tidur dariku? Padahal para pecinta itu haram tidur dariku. Karena aku diciptakan untuk setiap orang yang banyak shalat (malam)-nya dan menjaga puasanya."

Qiyamul lail (shalat malam) merupakan amalan para nabi. Hal yang sama juga dilakukan para sahabatnya. Sepanjang malam, Nabi Muhammad SAW mendirikan shalat malam dan bermunajat kepada Allah hingga kakinya bengkak dan kulitnya menguning.

Hal itu berlangsung hingga 12 bulan atau lebih. Ada yang mengatakan lebih dari 10 tahun. Namun, praktik shalat malam yang terus-menerus (setiap malam) itu, baru berkurang setelah ada keringanan (rukhshah) untuk para sahabatnya. Bagi mereka, perintah itu sunah, sedangkan untuk Nabi SAW shalat malam adalah kewajiban.

Qiyamul lail (shalat malam) merupakan kekuatan mahadahsyat untuk umat Islam. Ketika fajar dakwah Islam mulai menyingsing, dan umat dihantam berbagai macam siksaan, shalat malam menjadi wahana bagi mereka untuk menambatkan segenap kepedihan yang menghimpit jiwa. Qiyamul lail memberikan suntikan kekuatan yang mengagumkan dalam mengarungi atmosfer kehidupan.

Rasulullah SAW bahkan sangat mendorong umatnya untuk senantiasa mendirikan shalat malam. "Hendaklah kalian menunaikan qiyamul lail, karena ia merupakan kebiasaan orang-orang saleh sebelum kalian. Ia juga bisa mendekatkan kalian pada Rabb kalian, pelebur kesalahan, penghalang dari dosa, dan pengikis penyakit dari tubuh." (HR Ahmad dan Tirmidzi).

Narasi di atas menggugah kita bahwa surga dengan kenikmatannya yang melimpah ruah, termasuk bidadari, adalah tidak gratis. Dan orang yang melazimkan diri dengan qiyamul lail, potensial untuk meraihnya.

"Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa itu berada dalam taman-taman (surga) dan mata air-mata air, sambil menerima segala pemberian Rabb mereka. Sesungguhnya, mereka sebelum itu di dunia adalah orang-orang yang berbuat kebaikan. Di dunia mereka sedikit sekali tidur di waktu malam." (QS adz-Dzariyat: 15-17).

Qiyamul lail juga merupakan tangga menuju kemajuan, baik secara spiritual, intelektual, bahkan finansial. Alquran membahasakannya dengan maqamam mahmuda (tempat yang terpuji). (QS al-Isra [17]: 79).

Banyak orang yang meraih prestasi bagus dalam hidupnya, karena kebiasaannya dalam mendirikan shalat malam. Mereka tak pernah lelah mengabdi kepada Allah dan memperbanyak amal ibadah di kala banyak manusia sedang tidur nyenyak. Semoga kita bisa melakukan hal yang sama. Wallahu a'lam.
 (Republika)

Tidak ada komentar: